Ribuan Kue Apem Habis Menjadi Rebutan Peziarah Khaul Mbah Gendhon Di Kesesi
Kesesi - Puncak acara khaul Ulama kharismatik Mbah Wali Gendhon ke-58 diperingati oleh ribuan peziarah dari pelosok daerah pada Ming...
https://comal-news.blogspot.com/2017/02/ribuan-kue-apem-habis-menjadi-rebutan.html
Kesesi - Puncak acara khaul Ulama kharismatik Mbah Wali Gendhon ke-58 diperingati oleh ribuan peziarah dari pelosok daerah pada Minggu siang (5/2/17) di pemakaman Dusun Bantul, Desa Kesesi, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan.
Ribuan
orang sejak sehari sebelumnya terus memadati Kompleks Pemakaman
setempat. Bahkan pada puncak acara akses masuk ke lokasi tidak bisa
dilalui oleh kendaraan, sehingga ribuan peziarah harus rela berdesakan
dan berjalan sejauh satu kilometer.
Prosesi
acara yang diawali dengan do'a bersama dan istighosah dilanjutkan dengan
pengajian umum yang diisi olej tausiyah dari KH Suntoro Abdurahim dari
Pemalang.
Sementara
Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi yang turut hadir menyampaikan, salah
satu waliyullah yang semasa hidupnya mampu menjadi penerang hati dan
pemberi kesejukan iman bagi masyarakat Kabupaten Pekalongan khususnya
para santri adalah Mbah Gendon. Sebab kepada umat, beliau banyak
memberikan petunjuk hidup agar selamat dunia dan akhirat.
"Untuk mengingat semua kebaikan dan jasa beliau kepada umat, khaul Mbah Gendhon selalu kita peringati setiap tahun," ucap Bupati.
"Untuk mengingat semua kebaikan dan jasa beliau kepada umat, khaul Mbah Gendhon selalu kita peringati setiap tahun," ucap Bupati.
Ketokohan
Mbah Gendhon selain sebagai pejuang dan ulama yang kharismatik, kata
Bupati, sebaiknya dibukukan dalam sejarah Bumi Bahurekso, agar nantinya
memudahkan masyarakat dan generasi muda untuk lebih kenal sosok yang
memiliki nama asli Muhammad Ashral.
"Silahkan panitia bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk memulai membukukan sejarah perjalanan MBah Gendhon," ajak Bupati.
"Silahkan panitia bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk memulai membukukan sejarah perjalanan MBah Gendhon," ajak Bupati.
Dalam
kesempatan tersebut ribuan kue apem dan hasil bumi yang ada diatas
panggung menjadi rebutan peziarah, ribuan orang berdesakan untuk bisa
mendapatkan makanan atau jajanan khas daerah setempat.
Kendati
cuaca cukup panas namun tak butuh waktu lama ribuan kue apem ludes
diserbu peziarah yang terus berdesakan untuk berebut jajan pasar maupun
makanan lain yang sudah lebih dulu dido'akan.
Hal yang
sama juga terjadi pada air yang bersumber dari kompleks makam. Ribuan
peziarah antri mengambil air yang dipercaya mengandung keberkahan dan
mampu menyembuhkan berbagai penyakit.
Dikisahkan,
peringatan khaul Mbah Gendhon dimulai tahun 1980 atas inisiatif
Almarhum Kyai Khozin, Kyai Umar Mahfud dan Kyai Machtum dari Cirebon.
"Sebelum dipindahkan ke Dukuh Bantul lima tahun terakhir, Khaul Mbah Gendhon diperingati di Dusun Kauman, Kesesi. Namun karena banjir akhirnya makam dipindah ke Dukuh Bantul, masih di Kecamtan yang sama," papar Bahrudin, Ketua Panitia Khaul.
"Sebelum dipindahkan ke Dukuh Bantul lima tahun terakhir, Khaul Mbah Gendhon diperingati di Dusun Kauman, Kesesi. Namun karena banjir akhirnya makam dipindah ke Dukuh Bantul, masih di Kecamtan yang sama," papar Bahrudin, Ketua Panitia Khaul.