Inilah Sang Perakit Klakson Telolet, Yang Menjadikan "Om Telolet Om" Jadi Mendunia

Pantura - Jalil, sopir bus antar kota antar provinsi (AKAP) di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah sudah sangat dikenal diantara para sopir bus. Jalil bukan saja sopir, tapi juga mahir merakit klakson multinada atau yang belakangan ramai disebut klakson telolet.

Jalil mulai memasang klakson telolet di bus yang dipegangnya dari tahun 2013. Waktu itu, berbagai komponen untuk membuat telolet masih sulit. Jalil harus berburu hingga luar kota dan mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk memenuhi keinginannya.

Untuk membuat klakson telolet, Jalil melanjutkan, komponen yang dibutuhkan corong klakson, membran, relay, controller dan tabung. Komponen-komponen itu produk impor dari Tiongkok, India, dan Jerman. Untuk merakit satu telolet, Jalil hanya membutuhkan waktu sekitar 12 jam. Ketika mendapat pesanan klakson telolet dari sesama sopir bus, praktis Jalil turun setir.

“Waktu pertama merakit klakson telolet belum heboh seperti sekarang. Tapi saya lihat anak-anak memang suka dengan bunyi klakson telolet ini,” kata Jalil.

Harga komponen telolet plus biaya pasang telolet berbeda-beda. Jalil menguraikan, untuk telolet tiga corong dengan empat tombol Rp 1,7 juta. Jika tiga corong dengan tujuh tombol bisa mencapai Rp 2 juta.

Sedangkan telolet enam corong dengan delapan tombol biayanya berkisar Rp 1,8 juta – Rp 2 juta. Sementara telolet enam corong dengan 14 tombol harganya mencapai Rp 2,5 juta.

Menurut Jalil, semakin banyak tombolnya, bunyi yang dihasilkan bisa lebih beragam dan bisa dibuat nada lagu. Saat mengemudikan bus, dia tak pernah menolak permintaan anak-anak yang meminta membunyikan klakson telolet. Namun dengan syarat, posisi anak-anak itu di pinggir jalan sehingga tidak menghambat arus lalu lintas.